Beranda > Wawasan > Daurah Tadribiyyah dan Muqobalah ke Madinah

Daurah Tadribiyyah dan Muqobalah ke Madinah

Daurah Tadribiyyah dan Muqobalah ke Madinah

Universitas Islam Madinah (UIM) menjalin kerjasama dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo dalam menyelenggarakan “Dauroh Tadribiyyah dan Muqobalah” yang akan dibuka Sabtu (6/2) mendatang. Acara yang diketuai Ustadz Sunan Autad Sarjana, Lc. dan Ustadz Azmi Syukri Zarkasyi, Lc. ini akan berlangsung selama kurang lebih 10 hari, Sabtu-Selasa, 6-16 Februari 2010, bertempat di Kampus Pondok Modern Gontor 2, Madusari, Siman, Ponorogo.

Menurut penuturan Ustadz Yadi Nur Alami, Sekretaris Panitia “Daurah Tadribiyyah dan Muqobalah”, ketika dikonfirmasi Gontor Online di tempatnya, Rabu (27/1) malam, acara tersebut direncanakan menggunakan lima lokal kelas yang ada di Gontor 2. Pada saat yang bersamaan, di Gontor sedang berlangsung Ujian Pertengahan Tahun 1431/2010. Oleh karena itu, Ustadz Yadi mengungkapkan, seluruh kegiatan terkait acara di atas dipusatkan di Gontor 2, sehingga tidak mengganggu suasana belajar santri se-Darussalam.

Ustadz yang berasal dari Majalengka ini menambahkan, secara umum, acara dauroh ini terbagi menjadi dua, yakni Kegiatan Dauroh dan Kegiatan Muqobalah. Kegiatan Dauroh merupakan kegiatan belajar mengajar bersama para dosen dari Madinah. Kegiatan ini, rencananya akan dilaksanakan pada pagi hingga siang hari. Sedangkan Kegiatan Muqobalah adalah praktek interview dengan para dosen tersebut bagi mereka yang ingin mendaftarkan diri menjadi mahasiswa UIM. “Kegiatan Muqobalah ini dilaksanakan pada sore dan malam hari. Tidak semua peserta dauroh berhak mengikutinya,” tutur Ustadz Yadi. Mereka disyaratkan memiliki nilai ijazah dengan predikat “Jayyid Jiddan” atau “Mumtaz”.

Para dosen yang akan datang dari Madinah berjumlah 11 orang. Sembilan orang di antara mereka aktif mengajar pada Kegiatan Dauroh dan sisanya sebanyak dua orang berencana mengadakan acara keliling ke beberapa Pondok Pesantren Mu’adalah Madinah. Di samping itu, dosen-dosen yang ada tersebut juga akan memberikan pengarahan bagi para imam dan khotib di masjid-masjid sekitar. Pengarahan ini akan dilaksanakan setiap hari seusai shalat Maghrib tepat. Menurut jadwal, kata Ustadz Yadi, sebagian dosen akan tiba di Gontor pada Senin (1/2) ini. Selanjutnya akan disusul dosen lainnya tiga hari kemudian, Kamis (4/2) nanti. Mereka akan kembali ke Madinah pada Kamis (18/2), dua hari setelah acara terlaksana.

Adapun peserta acara “Dauroh Tadribiyyah dan Muqobalah” terbatas, berjumlah 200 orang berasal dari Pondok Modern Darussalam Gontor, pondok pesantren (ponses) sekitar yang diajukan panitia dari Madinah sebanyak 22 ponpes, beberapa Pondok Pesantren Alumni dan ponpes non alumni yang mendapatkan undangan dari panitia untuk mengikuti acara tersebut dengan utusan maksimal sebanyak dua orang. Peserta dari ponpes yang mendapatkan undangan dari panitia diwajibkan membawa serta surat tugas dari pesantren yang bersangkutan. Untuk biaya, Ustadz Yadi menyatakan, selama acara ditanggung panitia, namun biaya transportasi pulang-pergi peserta ditanggung masing-masing. “Perlu diketahui, Kegiatan Muqobalah bisa diikuti siapa saja walaupun tidak menjadi peserta Kegiatan Dauroh dengan syarat memenuhi kriteria yang telah ditentukan UIM,” tegas Ustadz Yadi.

Persyaratan untuk Peserta Kegiatan Muqobalah
Persyaratan umum:
1. Beragama Islam dan berkelakuan baik.
2. Komitmen mentaati aturan UIM.
3. Sehat jasmani.
4. Lulus ujian atau muqabalah yang dilakukan pihak UIM.
5. Memiliki ijazah dari sekolah negeri atau swasta yang mendapat akreditasi (mu’adalah) dari UIM. Berarti, ijazah dari sekolah negeri di Indonesia tidak perlu akreditasi.
6. Siap belajar sepenuhnya.
7. Memenuhi setiap persyaratan yang mungkin ditentukan UIM saat mengajukan
permohonan beasiswa.

Persyaratan masuk program S1:
1. Memiliki ijazah SMA atau sederajat.
2. Minimal nilai ijazah ”Jayyid Jiddan” (Baik Sekali)/rata-rata minimal 7,7.
3. Hafalan al Qur’an minimal 3 Juz
4. Usia ijazah tidak lebih dari 5 tahun.
5. Tidak pernah drop out (DO) dari universitas lain karena sebab akademis atau hukuman.
6. Usia pemohon beasiswa tidak lebih dari 25 tahun.
7. Peminat Fakultas Quran harus memiliki hafalan 30 juz.

Berkas yang diperlukan:
1. Ijazah.
2. Daftar nilai ijazah/rapor tahun terakhir.
3. Syahadah husni sirah wa suluk (Surat Keterangan Berkelakuan Baik), diutamakan dari sekolah asal/ SKCK dari kepolisian.
4. Akte kelahiran.
5. Surat keterangan sehat dari penyakit menular dari dokter.
6. Enam lembar pas foto ukuran 4 x 6.
7. Tazkiyah (rekomendasi) dari 1 lembaga keislaman di negara asal, atau dari 2 tokoh agama yang dikenal, berisi keterangan komitmen menjalankan kewajiban agama dan berpegang kepada adab-adab Islam.

Sumber: [http://www.gontor.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=237:uim-bersama-gontor-gelar-dauroh-tadribiyyah-dan-muqobalah-&catid=48:kegiatan&Itemid=66]

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar